Jalan-jalan Chiang Mai part 2

Bhubing Palace adalah salah satu istana yang terletak di Chiang Mai, searah dengan perjalanan menuju Doi Pui. Ditempati anggota keluarga kerajaan dan tamu kenegaraan di musim dingin dan ditutup untuk umum pada saat itu. Info lengkap bisa dilihat di http://www.bhubingpalace.org. Lagi-lagi, di musim mulai kemarau ini suasana komplek istana terlihat tidak terlalu cantik. Banyak bunga-bunga tapi banyak pula yang meranggas.

bhubingPerasaan.. keliatan bagus banget ya? -credit to bhubingpalace.org- tapi kenapa pas ke sana, bangunan ini tidak ketemu?

bhubing2

Ternyata sampai di sana saya tidak sadar letak istananya dimana, sedang direnovasi. Kami malah menyusuri jalan yang ditanami berbagai jenis bunga, merambah hutan pakis dan berjalan sampai reservoir air di panas terik yang luar biasa. Dan biasa-biasa saja. Maksudnya kami familiar dengan suasana seperti ini. Kemudian kami memutuskan untuk kembali ke pintu utama dengan jalan berbeda. Masuk ke istana ini, orang Thai dikenai tiket 20 baht sementara orang asing 50 baht. Saat kami bilang sebagai pelajar, petugas bilang kami bisa mendapat harga diskon jika datang memakai seragam. Hadeuuh.. pake student’s suit di siang bolong? Makasih, deh.. hehe. Jika malas berjalan tersedia pula kendaraan golf yang memuat 4 orang penumpang untuk membawa kita berputar, dengan biaya 200 baht.

Setelah menjejak Bhubing, kami menuju Doi Suthep. Mahasiswa Chiang Mai University biasanya melakukan ritual tahunan semacam ospek dengan berjalan kaki menuju Doi Suthep. Lumayan. Sebagai manula, saya memilih menyelamatkan energi dengan naik lift menuju puncak membayar 20 baht untuk naik dan turun. Sementara tiket masuk 30 baht untuk orang asing tidak dibayarkan, karena berhasil menyamar sebagai orang Thai. Teman-teman yang masih muda hanya ikut naik lift dan turun lewat tangga. Di atas komplek Doi Suthep, kita bisa melihat kota Chiang Mai tapi saat itu tertutup kabut asap.

554897_4078963031415_1437724821_nDi dalam komplek terdapat komplek wat yang berlapis emas. Di dalamnya banyak terdapat berbagai patung Budha dan relief historikal seperti banyak ditemui di wat lainnya. Di depan pintu masuk tersedia tarian khas daerah Northern yang dibawakan oleh anak-anak kecil dan remaja.

Tak berlama-lama di Doi Suthep, kami turun pulang menuju kota dan melewati Chiang Mai Zoo. Gara-gara tidak ada ide akhirnya kami singgah untuk melihat panda, haha.. Masuk Chiang Mai Zoo, kami membayar tiket untuk naik bis dan monorail seharian penuh 100 baht per orang. Bisa juga berjalan kaki sampai mau patah. Wong dari satu bus stop ke bus stop lainnya lumayan jauh. Lantas jika ingin masuk ke berbagai pertunjukan ada yang gratis ada pula yang berbayar. Misalnya untuk aquarium sebesar 400 baht, melihat panda 70 baht dan lain-lain. Lupa. Sebenarnya tidak ada yang aneh kecuali panda dan pinguin, di samping alat transportasi yang keren. Ada monorail di kebun binatang membuat hati jadi terasa bagaimana begitu… *meratapi nasib kereta di negeri tercinta*

panda

Oh iya selain berkesempatan melihat 2 panda yang dtempatkan bersebelahan. Satu panda asyik tidur, sementara satunya bermain lalu dengan santainya membelakangi pengunjung sambil tiba-tiba pup.. yew, jijay.. kami juga melihat merak jantan sedang mencari pujaan hati. Cantik. Ini baru pertama kali buat saya melihat merak secara langsung mengepakkan bulunya.

merak

Yup, begitulah hari pertama kami sehabis tiba di Chiang Mai pagi hari. Bukan hal yang terlalu mengesankan, kecuali bertemu merak. Masih terasa lelah setelah melakukan perjalanan darat  11 jam dan ingin beristirahat untuk perjalanan berikutnya. Tetapi malamnya setelah mandi, kami langsung menyusuri pusat turisme walking street untuk melihat-lihat dan belanja. Sampai jam 10 malam. Saya cuma membeli baju khas yang terlihat seperti baju koko. Lainnya sih terlihat sama dengan Bangkok, kecuali kerajinan tas khas Chiang Mai yang lumayan mahal.

Pegal? Belum.

51 tanggapan untuk “Jalan-jalan Chiang Mai part 2

  1. Idiiih, saya malah belum pernah lihat merak dan panda, Hilsya!
    Keren…keren…biarpun nama-nama tempat yang ditulis disini susah diingetnya, tapi saya yakin, keindahannya pasti istimewa.
    Dan tentang kereta api di negeri tercinta?
    Uhuk, uhuk…saya no comment aja kayaknya…
    😦

    1. si panda ini emang langka mba, ada 35 ekor..
      kalo merak mah liat gratis di pinggir jalan, dia lagi mejeng cari pasangan.. hihi

      kereta?
      haduuh.. mo nyoba naik KRL lagi ah.. serpong – tn abang

  2. jadi inget, pernah ada text bacaan di soal latihan UN SMP mapel bhs Inggris tentang Chiang Mai. Pas saya bahas soalnya, ada murid yg tanya Chiang Mai itu ada di negara mana, karena gak tau saya bilang aja gak tau.. mungkin di China klo dilihat dari namanya.. gitu jawab saya Ma! haha 😀
    sekarang baru tau klo Chiang Mai itu di Thailand 😛

  3. Cieee yang asyik jalan2… kayaknya urusan ujian dah kelar nih hehehe. Semoga hasil ujiannya memuaskan.
    Asyik bener mbak, bisa jalan2 ke kebun bunga, ada panda dan merak segala.
    Sepertinya tempatnya keren tuh…
    BTW biaya masuk segitu mahal gak sih kalau di kurs ke rupiah?

  4. Waktu tengok panda kami sedikit kaget, bersiap dengan slayer leher kirain sedingin daerah lintang utara sono ternyata hanya sejuk AC. Foto Doi Suthepnya keren. Menunggu cerita berikutnya ah. Salam

  5. Meraknya lg pamer buat cari pasangan yah mak..? Hihihi..

    Betewe.. Mak, ternyata dsana jg ada “diskriminasi” turis asing dan lokal.. Ta’kira cuma di Indonesia sj… Huhuhu…

    Trus mak, emangnya mahasiswa pake seragam juga..?

  6. wah itu photo burung meraknya cantik…
    hmm chiangmay yang untuk pesta olahraga asean games itu yah…
    kota besar kedua setelah bangkok kah mbak??
    wah penasaran….kayaknya keren gitu yah kotanya

      1. Udah dpt mbak..dr tour travel 2000baht tnp bhn bkr..
        Kmrnnya dpt rental mobil tp orgnya stlh ak tny2,mlh ak disuruh cari rental lain..pdhl kan ak tny utk mastiin semuanya,takutnya ntar beda dgn yg kita inginkan..tp syukur dech ga jd ama tuch org,soalnya kl kita rutenya kemana hrgnya nambah trs..maklum lah,kayanya dia sopir taksi..hehe

Tinggalkan Balasan ke mama hilsya Batalkan balasan