Jarum jam terus bergerak maju, detik demi detik. Saya semakin setengah hati. Hujan juga tak berhenti turun sedari pagi. Meski tak deras namun cukup awet. Tak lama baru saja, hujan reda. Mungkin ia memberi saya kesempatan untuk bisa melangkah di luar tanpa harus kedinginan. Tetapi mendung tetap menggayut di langit sana. Gelap.
Berada di rumah ternyata tidak membuat saya bisa berpikiran santai dan tenang. Buku yang saya bawapun sukses berada di bawah bantal selama 2 minggu tak tersentuh. Di sini saya kembali menghadapi banyak realitas yang meski tidak langsung tentang saya, tetapi tetap saja berputar-putar di kepala. Terlalu banyak yang harus dipikirkan.
Pesawat saya masih lama, sekitar jam 5 sore. Tetapi saya harus mulai bersiap dan meninggalkan rumah sejak jam 1 siang. Entah seperti apa perasaan campur aduk ini. Dalam porsi keluarga inti, antara haru lalu tega tak tega melepas anak-anak untuk jadi lebih mandiri dengan berbagai kondisi atau memikirkan ini itu dalam konsep keluarga yang lebih luas.
Saya mengemas kartu ucapan dari anak-anak, membiarkan mereka mengambil gambar di kamera, saling menyuapi, memandori mereka membereskan peralatan untuk sekolah besok, memberi minum obat (kami sekeluarga semua batuk), memberi banyak petuah-wejangan-instruksi serta banyak hal lainnya.
Saya dengan keengganan, suka tidak suka, harus kembali ke habitat sementara saya. Bolak-balik saya meyakinkan diri bahwa semua akan baik-baik saja. Ya saya, anak-anak, keluarga, semuanya.
Selamat tinggal rumah….
Cepat kembali lagi bun
hmm.. emang enakan home sweet home 🙂
Cpt kembali lg yah mba ^-^
Melajulah Mbak, semua akan baik-baik saja 🙂
iya Ke, insya Allah semuanya lancar..
aih… sedih ngebayanginnyaa.. Semangat Mba Hilsya… 🙂
iya Dan, makasih.. hidung juga jadi ikutan nangis, hehe
Smoga cpt plg kembali yah 🙂
masih lama ye, kelas baru dimulai 🙂
Membayangkan andai saya di posisi mbak sekarang ….
campur aduk banget..
Baca ini ikut mellow… 😥
mau dinas keluar negeri mbak? Smg smua lancar ya…
aamiin, iya makasih
Semangat, mbak.
Anak2 pastilah mengerti.
iya, makasih
Aamiin…insyaALLAH semuanya baik2 aj Teh. Semangat di sana ya 😉
udah semangat Rin.. tp liat buku 1300 halaman, langsung pengen tidur lagi
deudeuh teuing anaking … heheh
aah, si ibu mah…
Masih berapa lama lagi mbak sekolahnya? Pasti berat sekali berjauhan dengan suami dan anak2 ya?
sampai 2014.. kalo ga nambah 🙂
bisa merasakan rasanya gimana…
gundah gulana…bismillah mbak….ini juga bentuk ibadah..menuntut ilmu..:)
semangat..
kak hilwa dan mas syafiq pasti bangga sama mama-nya 🙂
iya begitu touchdown Bangkok.. auranya beda, lebih semangat aja..
Semoga cepet selesai kuliahnya mbak 😀 *baru aja balik niee*
ngomong-ngomong tentang kuliah….
*sigh*
hahahahahah *semangat* /
Melaju terus mama Hilsya, tak kan lama lagi tugas studi terampungkan dengan baik, keluarga di rumah juga di tangan kapten yang hebat dan tepat. Salam
makasih bu.. 🙂