Hari kedua di Krabi, saya memilih kayaking. Seumur-umur ya baru sekarang mencoba kegiatan ini. Pilihannya ada 2, kayaking sambil menikmati hutan mangrove di Ao Thalane atau mengunjungi beberapa goa di Bor Thor. Saya ambil paket no 2, kayaking di Bor Thor half day tour seharga 700 baht via agen Let’s go. Cuma setengah hari karena jam 3 sore saya sudah memesan tiket airport shuttle bus dari hotel seharga 100 baht. Penerbangan pulang ke Bangkok jam 17.40
Jam 8 pagi, saya dijemput mobil dari agen tur. Kaget, karena dijemput Camry hitam (jadi inget waktu dijemput si Bong di Phnom Penh) dan penumpangnya hanya saya sendiri. Rupanya karena hanya saya satu-satunya peserta dari Krabi Town. Sepanjang perjalanan menuju Ao Nang, kami berkonversasi. Latihan bahasa Thai sedikit-sedikit, meski kalau sang driver sudah nyerocos dan saya tidak mengerti, kalimat andalan langsung saya keluarkan.. ah, mai kao jai ka.. puu Thai mai dai ka, nidnoi.. puu Angkrit dai ka.
Sekitar jam 9, kami pun pindah ke minivan yang membawa peserta kayaking. Lagi-lagi hanya saya yang seorang diri dan Asia. Masuk van hanya sekedar say hello dan kembali hanya senyum lalu memilih diam seribu basa sambil menikmati perjalanan. Jarak dari Ao Nang ke Bor Thor sekitar 60 km, memakan waktu hampir 1 jam.
Kami sampai di base camp, warung pinggir sungai. Disana disuguhi teh atau kopi, lalu dipinjami dry bag untuk menyimpan dompet dan kamera. Tas ransel dititipkan di warung. Di sana saya sempat bercakap-cakap dengan turis Australia dan US dalam bahasa Indonesia karena mereka pernah tinggal di Bali dan Bogor. Setelah selesai bersiap kami dipersilakan memilih partner kayaking. Saya berdua Abi, sang tour leader. Ada 5 kayak dalam grup kami.
Saya baru sadar, mengayuh dayung itu ada triknya. Semisal kayuhan mana yang letaknya di depan, saya terbalik soalnya..hihi. Karena baru pertama kali, tangan sampai lecet-lecet dan entah kenapa selalu berbunyi karena mengenai badan kayak. Dan berhubung tidak pernah exercise, baru berapa meter saja sudah lumayan pegal. Tak heran jika kayak saya selalu berada di nomor buncit.
Sungai yang kami susuri tidak terlalu dalam, hanya 50 – 100 cm. Tapi teteup ya saya memakai life jacket. Perjalanan pertama bergerak ke arah laut menuju Tham Lod Tai, sebuah tunnel di antara gunung kapur. Tham sendiri artinya goa.
Perjalanan dilanjutkan menuju Tham Pee Hua Tho di Thamboke Koranee Krabi National Park. Untuk masuk menuju goa ada biaya restribusi yang sudah jadi satu paket tur. Pee yang dimaksud di sini adalah tulisan yang sama dengan intonasi berbeda antara brother/sister dengan ghost. Artian bebasnya goa hantu kepala besar yang di dalamnya terdapat lukisan peninggalan orang-orang yang pernah tinggal di tempat itu. Mereka umumnya menyembah bulan bintang, sama seperti nenek moyang kita jaman dahulu. Lukisan ini menjadi ikon wilayah Bor Thor, distrik Ao Luk.
Kami berkeliling sebentar sambil menikmati stalaktit dan stalakmit lalu melihat gambar-gambar yang terdapat di dinding goa. Jadi ingat goa di Bantimurung, karena hanya itu satu-satunya goa yang baru saya kunjungi.
Menjelang jam 12 kami berputar arah menuju warung base camp dan mengayuh sekitar 2 km. Berhubung kali ini half moon, permukaan air cukup rendah dan mengayuh jadi lebih cepat. Jika full moon biasanya mereka singgah untuk makan siang dulu lalu lanjut ke Tham Lod Nua. Siang terik berpanas-panas, kayaking pula..
Tapi keringat tadi terbayar dengan keindahan another tunnel type. Permukaan airnya benar-benar dangkal dan akhirnya kami masuk melalui goa menuju sebuah lagoon yang dikelilingi bebatuan karst.
Sebenarnya ada ratusan goa yang terletak di daerah Ao Luk ini. Selesai singgah sejenak di goa terakhir, kami pulang untuk makan siang. Ternyata menu untuk paket full day dan half day berbeda. Berhubung peserta tur half day hanya saya sendiri, jadi benar-benar terpisah sendiri banget. Sementara mereka makan siang dengan paket prasmanan, saya duduk manis makan nasi goreng sea food dengan meja terpisah.
Selesai makan siang, mereka diajak pergi ke area Phu Thara untuk berenang sementara saya diturunkan ke mobil Camry tadi pagi di tengah perjalanan untuk kembali ke Krabi Town. Bersiap pulang ke residence.
Kalau di awal perjalanan hampir menangis terharu menikmati keindahan alam, pulangnya kembali saya ingin menangis karena badan pegal-pegal dan tangan yang sakit. Ihiks.. cemen
tempatnya keren …
setuju
Kalau pulangnya pegal-pegal dan tangan sakit, apa khabar handout Mbak, hihiiii….
Duh, tobat deh aku.. pegel mah masih bisa gosok pake balsem
apaan itu Ke?
berasa mo jadi mhs kedokteran pake belajar anatomi segala…
Whoaaa…
Seru sepertinya mba Hilsya…
Lagi lagi kagum dengan ke pede an mu..
Main kayak sendirian…
Akikah dong kerenan..
Sekali nya main kayak…barengan ama Ricky Kim…hihihi..
*terancam dilempar kulkas ama mba Hilsya*
maksudnyaaaah? *tiba2 sirsak tingkat tinggi*
…
tp kalo bareng si bule Kim itu eike bakalan belaga oneng, minta diajarin cara meganglah, pedekatelah.. hahaha *tanda2 kadalnya mulai keluar*
aku kok serem ya bun kalau lihat goa
itu kalo sendiri masuk juga ogah, Lid…
Setelah baca postingan ini, saya jadi ikut berpikir seandainya Hutan Mangrove di Surabaya di bikin persewaan perahu kayak gini pasti boleh juga ini.. 😀
Hmm.. pemandangannya bagus Mbak dan sungainya kelihatannya seram kayak di film Phyton 😀
setuju Yun.. hayuu atuh, saya juga jadi malu sendiri kebanyakan nyoba di tempat orang lain
senangnya Mba Hilsya jalan-jalan di sana. Udah di daerahnya sih ya.. 😀
ceritanya kabur dr penderitaan, Dan.. bwahahaha..
postingannya jalan2 melulu .. 😛
saya mah pasti gak mau tuh main kayak, teu bisa ngojay .. 😀
ibu.. pilih eike posting jalan-jalan apa curcol, hayooo? hihihihi….
petualangan yang seru… saya punya keinginan bisa menikmati yang kayak ginian… kelihattannya di indonesia juga banyak yang punya wisata kayak gini
banyak banget…
masalahnya kita ga pernah terpikir untuk bikin jadi suatu hal yg bisa dijual
kebayang sih Teh pegel2nyah habis kayaking hihihihi..
balseman, rin..
ampe diliatin penumpang sebelah di pesawat
wah mbak kayaking…ini mah ada juga di sakerah..main kano namanya hehehe..sama nggak yah??? kekeke tapi dangkal kalo kejungkal jadi nggak bahaya alias aman…nggak usah pake pelampung…hmm memang menyenangkan main air…
waduh…coba mbak sama saya yah pasti seru..hehehhee….
hmmm lagi lagi sungguh jelous mbak bisa jalan jalan seru…:)
kayaknya sama…
itu saking takut, kan ga bisa berenang.. pdhal lebih cetek dr kolam renang residence soalnya lagi surut
Keren perpaduan kayaking, stalagtit/mit di gua, duh kemasan paket half daynya apik. Salam
terima kasih bu, lagi-lagi itulah kemajuan mereka mengemas sesuatu yang sebenarnya sudah biasa untuk kita
Waduh, sini saya pijetin…
😛
makasih mbaa… uuh, senengnya 🙂
gara-gara baca blognya mbak, jadi aku nyesal karena mesen ke pucket cuma 2 malam aja >..<
gampang, tar ke sini lagi…
mbak sampai kapan neh disana? ntar kan bisa kopdaran di Bangkok kita 😛
ampe diusir..hihi
hayu aja, moga2 pas ga ujian