Halal Food di Phnom Penh dan Siem Reap

Frankly speaking, saya harus berterimakasih pada banyak teman yang telah bersedia berbagi info di dunia maya tentang makanan halal dimana komunitas muslim bersifat minoritas. Terima kasih pula kepada mesin pencari tercinta, mbah google.

Modal saya untuk mencari makanan kemarin bersumber dari sini. Yang berniat jalan-jalan silakan konek langsung ke TKP ya? Petanya cukup lengkap dan memudahkan saya untuk bertanya pada sang guide lokal yang ternyata tidak pernah tau dimana restoran muslim berada. Lha iya.. wong kami beda keyakinan.

Saat tiba dan dijemput Bong di bandara untuk melanjutkan perjalanan ke Siem Reap, saya memintanya untuk mengantar kami ke warung Bali milik om Daus & om Kasmin. Letaknya berseberangan mata dengan National Museum dan Royal Palace. Begitu sampai, dengan sok pede saya menanyakan menu yang disajikan dalam bahasa Indonesia kepada seseorang yang melayani kami. Sebagian ia jawab dengan bahasa Indonesia, sisanya bahasa Inggris dengan muka kebingungan. Dan ternyata, ia orang Kamboja asli. Haha, malu deh eike!

Tak lama muncul sang pemilik yang asli berasal dari Karawang dan sudah tinggal di sana selama 18 tahun. Om Daus langsung akrab dengan kami. Hari itu beliau tengah sibuk menyiapkan berbagai menu masakan untuk acara yang tengah berlangsung di kedutaan. Ia mengira kami dari kedutaan. Saya bilang kami orang ministry yang sedang kabur :). Sambil mengobrol ngalor-ngidul kami menghabiskan menu yang dipesan sampai butir nasi yang terakhir, saking lapar gara-gara cuma makan nasi vegetarian yang diorder dari AA di flight pagi. Tak disangka porsinya cukup besar, sampai kami dengan gaya ibu-ibu arisan RT meminta agar rendangnya dibungkus saja dan ditambah seporsi nasi putih. Hahay.. kebiasaan. Total makanan dan minuman untuk makan siang, sore dan malam seharga 10 USD. Gambar satunya lagi adalah nasi goreng sayuran yang kami bungkus untuk makan malam di hotel *udah ga sanggup keluar lagi*

 

Oh, iya.. perlu saya ceritakan bahwa nasi yang berasal dari negara ini rasanya lebih enak dan pulen dibanding 2 negara tetangganya. Hal ini dikemukakan pula oleh om Daus, selain mengatakan bahwa ia selalu membawa oleh-oleh ikan jambal asli Kamboja yang nikmatnya tiada tara bila pulang kampung. Sayang sekali harganya lumayan mahal, 1 kg mencapai 40 USD.

Di Phnom Penh,  di saat menjelajahi sisi kota juga kami mencari Malaysia Restaurant  yang terletak di Phsar Chas. Sang pemilik, ibu Mariam asli Melayu Champa sedangkan suaminya berasal dari Malaysia. Di Kamboja banyak sekali ditemui orang Malaysia, bahkan para pedagang Khmer rata-rata bisa berbahasa Melayu khusus untuk transaksi perdagangan dan bahasa sehari-hari. Nah.. saat transit di KL kemarin kami tak sempat mencicipi kuliner Melayu, maka akhirnya acara icip-icip dilakukan disini saja. Toh rasanya juga hampir serupa dengan Indonesia. Total makan siang kami seharga 6 USD. Selain resto ini kami temukan pula Mamak’s corner yang menyajikan makanan Malaysia juga di sejajaran jalan Sangkat Phsar Thmey 2 (tapi belum sempat dicoba).

  

Bubur bilis nan gersang dan nasi goreng ikan masin. Kedua makanan di atas sih bisa dikategorikan biasa saja, tapi berhubung lapar berat (lagi-lagi karena kemarin malam malas makan malam dan malas sarapan) maka semuanya dihabiskan dalam tempo sesingkat-singkatnya sambil diawali cemilan 2 buah risol dan teh tarik. Tapi yang jadi jempolan buat saya adalah roti baguet-nya, ibu Mariam bilangnya roti pate. Ga tau ya mungkin saya salah dengar, tapi yang jelas rasanya enak banget!

Sedangkan saat berada di Siem Reap, kami tidak sempat berburu kuliner di dekat Old Market (sekitar mesjid)  dan restoran India karena banjir telah menghadang cukup tinggi. Akhirnya kami mengiyakan ajakan Bong untuk makan siang ala buffet di restoran Tonle Chakto Muk, yang berlokasi di depan Angkor National Museum. Harga buffet untuk turis sebesar 8 USD sementara orang lokal dikenai 5 USD. Sebuah restoran yang interiornya menarik. Menyajikan aneka makanan Khmer dan Vietnam. Setelah mengitari seluruh meja, pilihan makan siang kami jatuh pada menu vegetarian dan seafood. Bismillah.

  

Beberapa makanan yang disajikan cukup familiar dengan lidah orang Indonesia. Ada rujak dengan sambal bumbu terasi, kembang tahu dengan bumbu air jahe, uli (ketan) goreng manis. Saya juga berkesempatan mencicipi amok, makanan khas Khmer sejenis pepes ikan yang dicampur telur. Tanaman kangkung banyak ditemui di sana. Makanan kecil yang dihidangkan juga sama dan sebangun. Klepon, kue kacang hijau, tepung beras kukus, kue lapis, pisang molen. Tuh kan, miriiip!

  

Yah, berhubung waktunya singkat kami tidak sempat bereksplorasi ke sana kemari. Tetapi kami dapatkan beberapa info restoran halal yang telah dipublikasi dalam buku telpon Kamboja seperti di bawah ini . Semoga bisa membantu.

1. D’Wau Restaurant (No.256, Preah Monivong (st 93), ground floor, New York Hotel, PNH)

2. Puncak Hotel Restaurant (No 115-155, Ly Yoat Lay (st 172), PNH)

3. Leston Paris Restaurant (No 112 ED, st.173, PNH)

4. Mount Everest Restaurant (No.63, Rue Oknha Chrun Youhak (st.294), PNH)

5. Curry Walla Indian Cuisine (No B05, Sivatha St., SR)

6. Explorers House (no 715-717, Mondul 1 Village, SR)

7. Maharajah Restaurant (Old market area, SR)

8. Maharajah Royal Indian Cuisine (Victory beach, Sihanoukville)

54 tanggapan untuk “Halal Food di Phnom Penh dan Siem Reap

  1. walah budhe hilsya…ups salah ding..tante hilsya hehehe ternyata punya stock banyak dollar nieh…ayo sisa dollarnya dipake ke SG tante..nanti mampir tempatnya kinan di Bintan…:)

    walah mbak …..what a nice travelling..enaknya…..btw dalam rangka dinas opo murni travellin tuh…*feelingku kayaknya murni travelling neh..:D

    Have a nice week end mbak..salam buat keluarga..mas syafiq dan mbak hilwa

    1. qeqeqe.. ngarang ah..judulnya kabuuur
      daku malah baru sekali ke SG, ga tau kenapa.. mending di sini aja, mampir Bintan sih pengen banget tapi lagi hectic

      jalan weekend? ke dokter gigi..hiks

    1. kurang sih Tia.. soalnya ga sempat icip-icip di tempat lain karena keburu banjir. Kalo yg di resto Melayu dan Ina sih insya allah halal, resto Khmer juga ada yg halal tapi kalo di tempat umum sih.. untuk yg muslim don’t ever order, segala jenis kuah dibikin dari tulang babi

  2. kemarin-kemarin bisanya nonton kuliner dan petualangan di NGA, yang kebanyakan makanannya mesti pake minyan Bab 1 dan sejenisnya,
    ternyata dari penjelasan Njenengan, yang dijamin aman dan halalpun tersedia dengan baik.

  3. Alhamdulillah ya, Mbak… Nggak kebingungan dalam mencari makanan halal 🙂
    Seperti teman saya yang kelaparan saat di Thailand. Mungkin karena belum browsing tentang tempat2 yang menjual makanan halal 🙂

    1. iya, memudahkan orang untuk nyari..
      btw, meski banyak makanan halal tapi saya juga tetep kelaparan di Thailand.. gara2 ga bisa komunikasi, paling banter KFC-nya halal

  4. Hilsyaaaaa…telat berkunjung nih, maaf ya!
    Ssst, saya baru pulang dari Bali selama 3 hari, jadi baru pagi ini bisa baca tulisan Hilsya tentang makanan-makanan di Phnom Penh dan Siem Reap, keren ternyata…kue-kue lucu itu bener-bener bikin saya tergoda 😉

    Thanks informasinya, siapa tau suatu hari nanti saya juga bisa nyobain langsung nasi goreng Om Daus 😀

    1. iya mba.. om Daus dulu kerja di kedutaan, sekarang usaha sendiri.. orangnya ramah dan helpfull..
      aku bersedia kok ngeguide-in mba Irma ke sana *lhoo? katanya ngambek ga mo kesono lagi..hihihi*

  5. lengkap gan postingannya itu makanan khas mana gan?
    salam kenal gan saya aziz tapi bisa dipanggil zendun sehingga saya punya alternatif nama blog saya zendun saya asli Ponorogo kota Reyog gan

  6. Lho? *celingukan*
    Ini kok postingannya sudah membahas makanan aja, sek-sek.. nyari postinga awalnya penasaran aja Mbak Hilsya ngapain sampe nyasar-nyasar ke Kamboja hihi..

  7. Liputannya mantap, mbak, psti berguna banget buat temen-temen yang ke sana dan harus mencari tempat makanan halal.

    Makanannya mirip dengan kita yah…sampe kue-kuenya pun miriiippp… Memang nenek moyangnya sama sih ya 😀

  8. Dear Temans, mau menambahkan Restaurant Halal di Kamoja :
    Siam Reap :
    1. Rumah Makan Muslim Family Restaurant
    No. 074, Stoung Thmey Village, Siam Reap, Kamboja
    (Di samping Masjid Al Nikmah) milik Ustad Haji Musa
    HP : +855 12 946 220, +855 11 946 220

    2. Rumah Makan Haji Naseat Ismael
    No. 086, Stoung Thmey Village, Siam Reap, Kamboja
    (Dekat masjid Al Nikmah)
    HP : +855 12 682 361, +855 63 763 089

    Keduanya Restaurant Milik Muslim Melayu Champa Kamboja

    Terima kasih

  9. halo Hilsya,
    Saya dan teman2 ada rencana berkunjung ke Kamboja, rencana mau buat kegiatan di siem reap juga. Apa boleh share no kontak dan email Om Daus, orang Indonesia disana yang bisa kita ajak ngobrol?
    Hilsya posisinya di Jakarta?

    Stephanie 081331005777

    1. maaf, saya lagi di Bangkok..

      bukan di Siem Reap lho ya.. klo nomer kontak atau imel om Daus ga ada.. tapi gampang kok, warungnya bisa dicari di Phnom Penh, deket ama National Museum, sebrangan…

Tinggalkan Balasan ke hilsya Batalkan balasan