GURU TK 😀
Whaaaat??
Ide ini terbersit saat tadi mengantar si kecil menikmati acara hari Kartini di TK-nya. Gara-gara ga mau masuk sekolah hampir seminggu ini *alasannya pilek*, si kecil tidak mau ikutan lomba. Padahal di TK ini, dandannya ga terlalu heboh. Boleh tampil dengan baju muslim aja. Tapi dia keukeuh menolak, ga ingin sekolah. Dengan sedikit ‘paksaan’, akhirnya berhasil juga ia saya bawa ke sekolahnya. Bukan apa-apa, saya khawatir selama ini dia hanya anteng di depan komputer atau nonton tivi seharian dan tidak mudah bersosialisasi (baca : main dengan teman sebaya).
Frankly speaking, sebenarnya kesulitan bersosialisasi ini menurun asli dari ortunya terutama sang emak… hiiks
Sesampainya di sekolah, alih-alih mencari teman sepermainan ia malah ngintilin saya atau kakaknya. Berulangkali saya suruh untuk mencari teman-temannya untuk bermain, tapi tetep tak bergeming. Mulai dari nada lemah lembut sampai pelototan, akhirnya ia mau juga beranjak dari sisi saya… palingan 2 meter aja. Aiiih, masa anak cowok kayak gitu sih? Akhirnya saya cuekin aja.. biarlah dia dengan dunianya *kejam ga sih?*
Tak lama muncullah teman-temannya untuk mengajak main. Saya perhatikan, dia hanya senyam-senyum tersipu malu. Lalu beranjak duduk anteng dengan manisnya karena acara lomba akan segera dimulai. Tapi seperti biasa yang namanya anak-anak, dibilangin ibu gurunya satu dua kali ga pernah didengerin…asyik lari-lari sana-sini, dorong-dorongan, becanda.. Akibatnya acara ga dimulai-mulai. Hari sudah menjelang siang, mana gerah banget pula..
Pada momen itulah tiba-tiba saya berpikir.. “jika aku menjadi guru TK”
Duh.. kayaknya jangan deh! Jangan sesekali terbersit untuk jadi guru TK. Kalo mau terlibat di TK, cukup bagian administrasi aja kayaknya. Kasihan murid-muridnya, hihi.. Saya ga akan tahan banting. Jadi guru TK harus punya jiwa keibuan, jiwa mendidik, mencintai dunia anak-anak, bersikap bijak, dan tidak mudah tersulut emosi.. *nah, yang terakhir yang rada susah*
Hm.. tapi ternyata bukan saya dan si kecil aja kok yang bermasalah di saat itu. Ada anak yang tiba-tiba ngambek ga mau ikutan lomba, lalu menangis bercucuran air mata. Ada yang mendadak mogok manggung sesaat masuk pentas. Ada yang merengek minta dibelikan jajanan atau mainan. Ada anak yang marah lalu menjerit-jerit, narik-narik tangan orang tuanya. Ada orang tua yang sabar, merayu anaknya, ada pula yang sama-sama ga sabar seperti saya, ada yang melotot, marah..*asiik, ada temen.. artinya saya bukan satu-satunya yang galak :D*
Tapi dibalik semua itu, dunia anak-anak tetap selalu mempesona. Bahkan bagi perempuan berhati dingin sekalipun *ungkapan hiperbola*. Betapa lucunya, melihat mereka tertawa ceria lepas tanpa beban. Berlari-lari kesana-kemari. Senyum malu-malu saat pentas sambil ngibrit buru-buru lari meninggalkan panggung. Menyanyi keras-keras dengan suara polos dan seadanya. Tarik-menarik dengan sang ibu karena tak ingin maju ke panggung. Menangis tersedu-sedu di balik punggung orang tuanya. Tampil lucu dengan polesan make up yang belepotan *ini sih biasanya emaknya yang heboh sendiri*. Semuanya memaksa saya untuk tersenyum lebar. Menyenangkan hati.
Ah, anak-anakku.. jadilah anak-anak yang menikamati duniamu saat ini. Bermainlah kalian sepuasnya.
Maaf ya Nak.. kalo mama terlalu cerewet.