Kejutan yang tak mengejutkan

Sebuah kejutan seharusnya membuat terkejut orang yang dikejutkan. Bisa senang atau sedih, tapi minimal harus ada yang kaget. Kalau tidak ada tanda-tanda mata membelalak atau mulut menganga dari orang yang bersangkutan, artinya kejutan itu gagal total.

Emangnya celotehan saya bakal bikin orang-orang terkejut? Kayaknya ngga juga sih.. 🙂

Ceritanya… sahabat saya dari luar kota diundang sebagai tim pensukses resepsi pernikahan adik dari kakak kelas saya *whoaa.. bikin njlimet aja*. Ia telah menceritakan rencana itu pada saya sejak dua minggu yang lalu. Kami yang biasanya menyempatkan diri untuk berjumpa meski hanya sesaat, mendadak  menyadari bahwa jadwal pertemuan tidak akan ada untuk sesi kali ini. Esok senin ia kembali ke kotanya, sementara senin dan seterusnya saya punya jadwal keliling kota. Jadi cukuplah jika sekedar say hello aja.

Tak dinyana, kakak kelas saya tadi mengundang saya untuk hadir ke resepsi saat last minute. Mau ga hadir ga enak, soalnya si teteh baik banget. Kalau hadir, perjalanan lumayan jauh. Tapi ya sudahlah, sambil mengajak teman seperjuangan *biar ada temen ngobrol dan ga planga-plongo sendirian di tempat kondangan* saya datang juga tanpa mengabari sahabat saya tadi. Ceritanya mau bikin surprise ama dia, hihi…

Kejutannya adalah kedatangan saya yang tidak ia ketahui, lalu ditambah dengan kostum ao dai hasil buruan yang pengen saya pake. Ao dai adalah pakaian tradisional Vietnam, bentuknya seperti pakaian tradisional China cheongsam. Seperti apakah bentuk dan histori pakaian itu, salah satunya bisa dilihat disini. Celana panjang potongan lurus, dengan atasan tunik yang panjangnya sampai setengah betis. Model tunik bervariasi, bisa berkancing depan atau dengan retsleting belakang. Bisa berlengan pendek, lengan panjang, atau bahkan tanpa lengan.  Berbahan kain ringan seperti satin atau sutra. Tunik tadi dibentuk menuruti bentuk tubuh, yang anyway tetep ga akan terlihat seksi kalo dipake saya. Yang ada badan saya malah akan terlihat tambah menjulang seperti tiang listrik, ditambah high heels setinggi 5 cm.. eits, udah jadi kayak model profesional yang tingginya up to 170cm aja deh *ngaku-ngaku*. Yang jadi ganjalan adalah saya agak sedikit ga pede karena tuniknya berwarna hitam. Alasannya saya ga suka baju warna hitam, acara berlangsung siang hari dan saya harus ngeteng naik kendaraan umum.. oh tidaaak! Mau pake kostum yang warna merah fuschia tambah ga pede lagi karena lebih ngejreng. Hayyaaah..perempuan, plis deh!

Perkara pakaian diabaikan saja, ambil cara simpel. Sesampainya di lokasi, langsung ganti kostum dan sedikit dandan *gile aja, masa dateng ke pesta dengan muka berminyak dan keringetan?*. Saya pikir sahabat saya pasti lagi on duty dan akan kaget. Namun begitu berpapasan.. ia terlihat tenang-tenang saja akan kehadiran saya. Ga keluar sepatah katapun, santai melanjutkan pekerjaannya. Aiiih?

Tapi sesaat menjelang pulang, ia sempat bilang bahwa saya terlihat cantik dengan baju tadi. Iya, cantik.. soalnya saya perempuan, kalo laki-laki ganteng *beuh, garing*

Ah, seandainya lagi ga undercover.. pasti saya pejeng tampang the lady in purple ao dai itu!